Pada hari Minggu tanggal 15 Juli 2012, Majelis Pemberdayaan Masyarakat Muhammadiyah menggelar konvoi simpatik yang melibatkan ratusan pengemudi becak Yogyakarta. Pengemudi becak ini tergabung dalam Paguyuban Abang Becak Ahmad Dahlan. Aksi yang bertajuk “From Becak For Yogya Tourism” ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian pada profesi tukang becak yang selama ini menjadi salah satu ikon budaya, transportasi ramah lingkungan di wilayah Yogyakarta.
Paguyuban Dimas dan Diajeng Jogja berkesempatan untuk berpartisipasi dalam acara tersebut. Dimas dan Diajeng yang bertugas pada acara ini yaitu Dimas Bagas, Dimas Odi, Dimas Indra, Diajeng Wiwid, Diajeng Icha dan Diajeng Ushi.
Pawai simpatik becak dimulai pukul 09.00 WIB dengan titik awal keberangkatan di halaman kantor Dinas Pariwisata DIY, Jalan Malioboro, Yogyakarta. Dari kawasan Malioboro, ratusan becak tersebut kemudian melintasi Alun-alun Utara Yogyakarta, Jalan Ahmad Dahlan, hingga mengakhiri rute perjalanannya di kantor PP Muhammadiyah.
Pawai ini digelar dengan harapan agar keberadaan becak di Yogyakarta dapat dipertahankan sebagai sarana transportasi bagi wisatawan ataupun masyarakat lokal Kota Yogyakarta. Selain itu,keberadaan becak di Kota Yogyakarta juga memiliki arti penting untuk mendukung perkembangan pariwisata serta berdampak pada ekonomi rakyat.
Pengemudi becak sendiri berdasarkan catatan dari media berjumlah sekitar 8.500 orang yang tergabung dalam 165 paguyuban becak. Mereka tersebar di beberapa tempat dan paling banyak berada di wilayah Jalan Malioboro Yogyakarta.
Dalam kegiatan ini, para pengemudi becak juga melakukan kampanye simpatik dengan cara membagikan leaflet dan stiker ke masyarakat luas. Kampanye dilakukan untuk memberi pemahaman kepada warga bahwa becak bukanlah sumber kemacetan kota, tetapi sebagai sarana transportasi yang menyenangkan, tertib dan ramah lingkungan.
Bapak Din Syamsudin sebagai Anggota Majelis Pimpinan Muhammadiyah menyampaikan bahwasanya menurut beliau siapapun Walikota yang memimpin Kota Yogyakarta jangan sampai menggusur keberadaan becak, tetapi justru mempertahankannya atau bahkan jika memungkinkan memberikan fasilitas dan kemudahan bagi becak untuk tetap bisa mendukung sektor wisata.
Berdasarkan data di media pengemudi becak sudah mencapai 8.500 orang, yang tergabung dalam 165 paguyuban. Mereka banyak tersebar di sejumlah titik wisata, khususnya jalan Malioboro, Yogyakarta.
Oleh karena itu, Mari bersama-sama melakukan aksi positif untuk Jogja kita tercinta. Salah satu hal kecil bisa melalui memberdayakan becak yang sudah menjadi sarana transportasi warga lokal Jogja dari jaman dulu sampai sekarang. Dan Jangan Malu Naik Becak! Salam Muda Dinamis dan Berbudaya.